Senin, 17 Desember 2012

FUNGSI DAN TUJUAN ASAS-ASAS BIMBINGAN KONSELING

1.      Pengertian Fungsi
                Fungsi adalah sekelompok aktivitas yang tergolong pada jenis yang sama berdasarkan sifat atau pelaksanaannya.
            Fungsi dapat dihubungkan berbagai bidang yaitu : fungsi diatonik, sesuatu istilah dalam teori musik, fungsi (biologi), sesuatu yang menjelasakan bagaimana seleksi alam terjadi, fungsi (ilmu komputer), atau sub rutin, bagian dari sebuah kode pemrograman di dalam program yang lebih besar, dan menjalankan tugas tertentu, fungsi (teknik), berhubungan dengan bagian dari suatu sistem yang lebih besar, fungsi (bahasa), dalam linguistik berarti suatu cara untuk mencapai tujuan dengan menggunakan bahasa tersebut, fungsi (matematika), suatu entitas abstrak yang mengasosiasikan suatu masukkan kepada suatu keluaran yang saling terkait berdasarkan peraturan tertentu dan baku, fungsi model, fungsi, kegiatan dan proses yang terangkum dalam suatu tatanan tertentu, function object, atau functor atau functionoid, suatu konsep dalam pemrograman 'object-oriented', function Drinks, perusahaan minuman yang berbasis di Redondo Beach, California.
2.      Pengertian Tujuan
            Penentuan tujuan merupakan langkah pertama dalam membuat perencanaan sehingga dalam pelaksanaannya nanti terarah sesuai dengan tujuan dan hasil yang ingin dicapai. namun demikian, banyak individu / organisasi yang salah kaparah dalam menentukan tujuan dengan cara membuat beberapa tujuan dalam sebuah perencanaan. Hal ini tentu akan membingungkan dan berakibat kurang maksimalnya hasil yang bisa dicapai.
3
 

Berikut ini adalah pengertian dan definisi tujuan menurut para ahli :
            Tujuan merupakan misi sasaran yang ingin dicapai oleh suatu organisasi di masa yang akan datang dan manajer bertugas mengarahkan jalannya organisasi untuk mencapai tujuan tersebut (H.R. DAENG NAJA).
            Tujuan merupakan bagian dari fungsi planning atau perencanaan dan merupakan langkah awal fungsi manajemen (IDA NURAIDA).
            Tujuan merupakan bagian dari proses mencapai keserasian dan konsentrasi kekuasaan (SPILLANE, SJ).
            Tujuan merupakan norma terakhir untuk organisasi menilai dirinya. Tanpa tujuan, organisasi tidak mempunyai dasar yang jelas (ABUBAKAR A & WIBOWO).
            Tujuan merupakan langkah pertama dalam proses mencapai kesuksesan dan tujuan juga merupakan kunci mencapai kesuksesan (KEN MCELROY).
            Tujuan merupakan sesuatu yang mungkin untuk dicapai, bukan sesuatu yang utopis (JEMSLY H & MARTANI H).
            Tujuan merupakan kunci untuk menentukan atau merumuskan apa yang akan dikerjakan, ketika pekerjaan itu harus dilaksanakan dan disertai pula dengan jaringan politik, prosedur, anggaran serta penentuan program (YAYASAN TRISAKTI).
            Tujuan merupakan realisasi dari misi yang spesifik dan dapat dilakukan dalam jangka pendek (TOMMY SUPRAPTO).
            Tujuan merupakan pernyataan tentang keadaan yang diinginkan di mana organisasi atau perusahaan bermaksud untuk mewujudkannya dan sebagai pernyataan tentang keadaan di waktu yang akan datang di mana organisasi sebagai kolektivitas mencoba untuk menimbulkannya.

3.      Pengertian Asas
Asas adalah landasan yang mendasari pelaksanaan bimbingan konseling. Menurut Prayitno 1987. Asas (prinsip) merupakan suatu pernytaan fundamental atau kebenaran umum yang dapat dijadikan pedoman pemikiran dan tindakan. Asas-asas muncul dari hasil penelitian dan tindakan. Asas sifatnya permanen, umum dan setiap ilmu pengetahuan memiliki asas yang mencerminkan intisari kebenran-kebenaran dasar dalam bidang ilmu tersebut. Asas adalah dasar tapi bukan suatu yang absolute atau mutlak. Artinya penerapan asas harus mengembangkan keadaan-keadaan khusus yang berubah-ubah.
4.      Pengertian Bimbingan Konseling
Bimbingan konseling adalah sebuah pemberian bantuan dari konselor kepada konseli (klien) untuk mencapai kemandirian klien.
Sedangkan menurut
para ahli :
Bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada individu dari seorang yang ahli, namun tidak sesederhana itu untuk memahami pengertian dari bimbingan. Pengertian tetang bimbingan formal telah diusahakan orang setidaknya sejak awal abad ke-20, yang diprakarsai oleh Frank Parson pada tahun 1908. Sejak itu muncul rumusan tetang bimbingan sesuai dengan perkembangan pelayanan bimbingan, sebagai suatu pekerjaan yang khas yang ditekuni oleh para peminat dan ahlinya. Pengertian bimbingan yang dikemukakan oleh para ahli memberikan pengertian yang saling melengkapi satu sama lain.
Maka untuk memahami pengertian dari bimbingan perlu mempertimbangkan beberapa pengertian yang dikemukakan oleh para ahli sebagai berikut :
“Bimbingan sebagai bantuan yang diberikan kepada individu untuk dapat memilih,mempersiapkan diri dan memangku suatu jabatan dan mendapat kemajuan dalam jabatan yang dipilihnya” (Frank Parson ,1951).
Frank Parson merumuskan pengertian bimbingan dalam beberapa aspek yakni bimbingan diberikan kepada individu untuk memasuki suatu jabatan dan mencapai kemajuan dalam jabatan. Pengertian ini masih sangat spesifik yang berorientasi karir. “Bimbingan membantu individu untuk lebih mengenali berbagai informasi tentang dirinya sendiri” (Chiskolm,1959).
Pengertian bimbingan yang dikemukan oleh Chiskolm bahwa bimbingan membantu individu memahami dirinya sendiri, pengertian menitik beratkan pada pemahaman terhadap potensi diri yang dimiliki.
“Bimbingan merupakan kegiatan yang bertujuan meningkatkan realisasi pribadi setiap individu” (Bernard & Fullmer ,1969).
Pengertian yang dikemukakan oleh Bernard & Fullmer bahwa bimbingan
dilakukan untuk meningkatakan pewujudan diri individu. Dapat dipahami bahwa bimbingan membantu individu untuk mengaktualisasikan diri dengan lingkungannya.
“Bimbingan sebagai pendidikan dan pengembangan yang menekankan proses belajar yang sistematik” (Mathewson,1969).
Mathewson mengemukakan bimbingan sebagai pendidikan dan pengembangan yang menekankan pada proses belajar. Pengertian ini menekankan bimbingan sebagai bentuk pendidikan dan pengembangan diri, tujuan yang diinginkan diperoleh melalui proses belajar.
Dari beberapa pengertian bimbingan yang dikemukakan oleh para ahli maka dapat diambil kesimpulan tentang pengertian bimbingan yang lebih luas, bahwa bimbingan adalah :
“Suatu proses pemberian bantuan kepada individu secara berkelanjutan dan sistematis, yang dilakukan oleh seorang ahli yang telah mendapat latihan khusus untuk itu, dimaksudkan agar individu dapat memahami dirinya, lingkunganya serta dapat mengarahkan diri dan menyesuaikan diri dengan lingkungan untuk dapat mengembangkan potensi dirinya secara optimal untuk kesejahteraan dirinya dan kesejahteraan masyarakat”
1.   Fungsi, Tujuan Asas dan prinsip Bimbingan Konseling
a.    Fungsi Bimbingan Konseling
1)   Fungsi pencegahan merupakan usaha pencegahan terhadap kemungkinan timbulnya masalah;
2)   Fungsi Penyaluran merupakan layanan bimbingan konseling yang membantu siswa untuk menyalurkan bakat, minat, kecakapan dan kebutuhan sesuai dengan keadaan pribadinya;
3)   Fungsi penyesuaian adalah layanan bimbingan konseling berfungsi membantu individu dalam terciptanya penyesuaian antara siswa dan lingkungannya;
4)   Fungsi perbaikan merupakan usaha layanan bimbingan setelah fungsi-fungsi di atas mengalami gangguan;
5)   Fungsi pengembangan merupakan fungsi bimbingan dalam mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan yang dimilki individu;
6)   Fungsi adaptasi yaitu fungsi yang membantu pada pelaksana pendidikan, khususnya guru atau dosen, widiaiswara, dan wali kelas untuk mengadaptasikan program pendidikan terhadap latar belakang pendidikan, minat, kemampuan dan kebutuhan individu.
b. Tujuan Bimbingan Konseling
Tujuan pemeberian layanan bimbingan ialah agar individu dapat :
1)      Merencanakan kegiatan penyelesaian studi, perkembangan karier serta kehidupannya pada masa yang akan datang;
2)      Mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan yang dimilikinya seoptimal mungkin;
3)      Menyesuaikan diri dengan lingkungan pendidikan, lingkungan masyarakat, serta lingkungan kerjanya;
4)      Mengatasi hambatan serta kesulitan yang dihadapi dalam studi, penyesuaian dengan lingkungan pendidikan, masyarakat, ataupun lingkungan kerja.
c.    Asas Bimbingan Konseling
Asas terbagi menjadi :
1)      Asas Kerahasiaan adalah segala sesuatu yang dibicarakan dan diperoleh dalam proses bimbingan dan konseling tidak boleh disampaikan kepada orang lain. Contoh : konseli menceritakan bahwa ia memiliki penyakit AIDS, maka konselor harus menjaga jangan sampai ia mengungkapkan rahasia itu pada orang lain;
2)      Asas Kesukarelaan; mengandung pengertian bahwa pelaksanaan bimbingan konseling hendaknya berlangsung atas dasar kesukarelaan dan ketulusan dari kedua belah pihak, baik dari pihak konselor maupun dari pihak klien. Contoh : Ketika klien punya malasah, baik itu yang berkaitan dengan teman ataupun guru, hendaknya dia datang kepada konselor tanpa ada yang menyuruh (terpaksa), melainkan karena atas kemauannya sendiri.
3)      Asas Keterbukaan; diharapkan ke dua belah pihak membuka diri untuk kepentingan pemecahan masalah, konselor dalam hal ini harus terbuka dalam memberikan tekanan dalam membantu memecahkan masalah kepada klien. Contoh : Klien punya pengalaman jelek dan memalukan, seperti mencuri, mencopet dan lain-lain, hendaknya jangan takut untuk mengungkapkannya. Dan konselorpun harus bisa membuka diri menerima dan mendengarkan serta memberi layanan dengan baik.
4)      Asas Kekinian; bimbingan konseling menangani masalah yang saat ini sedang dialami klien, bukan masalah yang terjadi pada masa lalu dan bukan pula yang terjadi pada masa yang akan datang. Pembahasan masalah masa lalu menjadi tanggung jawab psikoterapi. Contoh : Klien datang dengan mengemukakan masalah yang sedang ia hadapi. Masalah itu bukan masalah masa lalunya. Tetapi masalah yang ia hadapi pada saat ini juga.
5)      Asas Kemandirian; mengandung makna bahwa layanan bimbingan konseling bertujuan membuat anak menjadi mandiri tidak bergantung pada orang lain. Contohnya : Konseling dilakukan dengan membantu siswa menemukan sendiri pemecahan masalahnya. Si Ani tidak punya biaya untuk membeli buku. Maka konseling mengarahkan agar si Ani dapat mandiri memikirkan upaya apa yang dapat dilakukannya untuk dapat uang tanpa meninggalkkan sekolag agar ia bisa membeli buku.
6)      Asas Kegiatan; bimbingan konseling merupakan proses bantuan, diharapkan klien aktif melakukan kegiatan-kegiatan sehubungan dengan proses layanan yang diterima oleh klien. Konselor harus mampu membangkitkan semangat dan minat klien untuk mau melaksanakan kegiatan yang diperlukan untuk menyelesaikan masalah. Misalnya : Jika konseling dilakukan untuk mengembangkan keberanian siswa berbicara, maka dapat dilakukan diskusi kelompok atau permainan peran. Dan siswa / klien didorong agar tertarik mengikuti kegiatan itu.
7)      Asas Kedinamisan; layanan bimbingan konseling menghendaki terjadinya perubahan perilaku dalam diri klien kearah yang lebih baik. Perubahan tersebut harus menuju ke sesuatu yang baru, kreatif, dan maju. Contohnya : Pada saat konseling pertama siswa berpakaian lusuh, kurang sopan, maka sedikit sedikit siswa dibimbing agar menjaga kerapian. Diharapkan semakin hari kerapian dan kesopanan siswa dapat meningkat.
8)      Asas Keterpaduan; hendaknya meliputi seluruh aspek kehidupan fisik dan psiko anak, sebab masalah yang dihadapi anak kemungkinan disebabkan ketidaksesuaian antara aspek yang ada dalam diri anak. Contohnya dalam melakukan konseling konselor tidak boleh hanya mempertimbangkan aspek fisik saja (kegiatan sehari-hari, perilakunya yang tidak sopan atau hal lain) tetapi juga harus memperhatikan psikologinya, mengapa ia melakukan sutau tindakan berdasarkan psikologi yang ada pada dirinya.
9)      Asas Kenormatifan; layanan bimbingan konseling dilaksanakan menurut norma-norma yang berlaku. Misalnya : Konseling tetap memperhatikan norma, baik itu agama, kesopanan, kesusilaan dan norma hukum. Konseling tidak mungkin dilakukan dengan mengenakan celana pendek (misalnya) atau pakaian lain yang dirasa tidak pantas.
10)  Asas Keahlian; layanan bimbingan konseling dilakukan oleh petugas yang ahli, sehingga layanan yang dilakukan akan menimbulkan hasil yang baik. Contohnya : Konseling harus ditangani oleh Guru Bimbingan konseling (tenaga konselor) . Atau jika tenaga konselor tidak dapat menyelesaikannya dapat dialihtangankan kepada yang lebih ahli.
11)  Asas Alih Tangan; layanan bimbingan konseling harus dilakukan berdasarkan kemampuan masing-masing petugas yang lebih mampu. Misalnya : Arman bermasalah dalam bidang penguasaan konten. Anggap saja ia tidak mampu menyelesaikan tugas matematika. Maka ia dapat dialihtangankan kepada guru Matematika agar ia mampu mengatasi masalahnya.
12)  Asas Tut Wuri Handayani; menciptakan suasanan yang aman nyaman dan menyenangkan. Contohnya : Guru mengupayakan ruangan, suasana yang dapat membuat klien dapat nyaman untuk mengemukakan masalahnya.
d.   Prinsip
1)      Bimbingan adalah untuk semua individu; bimbingan dapat diberikan kepada semua individu dari segala umur sesuai dengan jenis dan sifat permasalahan yang dihadapinya.
2)      Bimbingan adalah layanan individu; harus memperhatikan karakteristik individu, kebutuhan individu, karena individu merupakan pribadi yang unik.
3)      Bimbingan menekankan pada pandangan yang positif; maksudnya individu dengan usahanya sendiri mampu mencukupi perkembangan yang optimal.
4)      Bimbingan adalah usaha bersama; bimbingan tidak dapat dilakukan sendiri oleh konselor.
5)      Pengambilan keputusan adalah bagian yang esensial dalam bimbingan; bimbingan diarahkan membantu individu untuk membuat keputusan yang diambilnya atas dasar kecakapan dan tanggung jawab sendiri.
Bimbingan dapat dilaksanakan diberbagai latar; menurut kebutuhan dan permasalahan yang timbul.

2 komentar: