Senin, 17 Desember 2012

FUNGSI DAN TUJUAN ASAS-ASAS BIMBINGAN KONSELING

1.      Pengertian Fungsi
                Fungsi adalah sekelompok aktivitas yang tergolong pada jenis yang sama berdasarkan sifat atau pelaksanaannya.
            Fungsi dapat dihubungkan berbagai bidang yaitu : fungsi diatonik, sesuatu istilah dalam teori musik, fungsi (biologi), sesuatu yang menjelasakan bagaimana seleksi alam terjadi, fungsi (ilmu komputer), atau sub rutin, bagian dari sebuah kode pemrograman di dalam program yang lebih besar, dan menjalankan tugas tertentu, fungsi (teknik), berhubungan dengan bagian dari suatu sistem yang lebih besar, fungsi (bahasa), dalam linguistik berarti suatu cara untuk mencapai tujuan dengan menggunakan bahasa tersebut, fungsi (matematika), suatu entitas abstrak yang mengasosiasikan suatu masukkan kepada suatu keluaran yang saling terkait berdasarkan peraturan tertentu dan baku, fungsi model, fungsi, kegiatan dan proses yang terangkum dalam suatu tatanan tertentu, function object, atau functor atau functionoid, suatu konsep dalam pemrograman 'object-oriented', function Drinks, perusahaan minuman yang berbasis di Redondo Beach, California.
2.      Pengertian Tujuan
            Penentuan tujuan merupakan langkah pertama dalam membuat perencanaan sehingga dalam pelaksanaannya nanti terarah sesuai dengan tujuan dan hasil yang ingin dicapai. namun demikian, banyak individu / organisasi yang salah kaparah dalam menentukan tujuan dengan cara membuat beberapa tujuan dalam sebuah perencanaan. Hal ini tentu akan membingungkan dan berakibat kurang maksimalnya hasil yang bisa dicapai.
3
 

Berikut ini adalah pengertian dan definisi tujuan menurut para ahli :
            Tujuan merupakan misi sasaran yang ingin dicapai oleh suatu organisasi di masa yang akan datang dan manajer bertugas mengarahkan jalannya organisasi untuk mencapai tujuan tersebut (H.R. DAENG NAJA).
            Tujuan merupakan bagian dari fungsi planning atau perencanaan dan merupakan langkah awal fungsi manajemen (IDA NURAIDA).
            Tujuan merupakan bagian dari proses mencapai keserasian dan konsentrasi kekuasaan (SPILLANE, SJ).
            Tujuan merupakan norma terakhir untuk organisasi menilai dirinya. Tanpa tujuan, organisasi tidak mempunyai dasar yang jelas (ABUBAKAR A & WIBOWO).
            Tujuan merupakan langkah pertama dalam proses mencapai kesuksesan dan tujuan juga merupakan kunci mencapai kesuksesan (KEN MCELROY).
            Tujuan merupakan sesuatu yang mungkin untuk dicapai, bukan sesuatu yang utopis (JEMSLY H & MARTANI H).
            Tujuan merupakan kunci untuk menentukan atau merumuskan apa yang akan dikerjakan, ketika pekerjaan itu harus dilaksanakan dan disertai pula dengan jaringan politik, prosedur, anggaran serta penentuan program (YAYASAN TRISAKTI).
            Tujuan merupakan realisasi dari misi yang spesifik dan dapat dilakukan dalam jangka pendek (TOMMY SUPRAPTO).
            Tujuan merupakan pernyataan tentang keadaan yang diinginkan di mana organisasi atau perusahaan bermaksud untuk mewujudkannya dan sebagai pernyataan tentang keadaan di waktu yang akan datang di mana organisasi sebagai kolektivitas mencoba untuk menimbulkannya.

3.      Pengertian Asas
Asas adalah landasan yang mendasari pelaksanaan bimbingan konseling. Menurut Prayitno 1987. Asas (prinsip) merupakan suatu pernytaan fundamental atau kebenaran umum yang dapat dijadikan pedoman pemikiran dan tindakan. Asas-asas muncul dari hasil penelitian dan tindakan. Asas sifatnya permanen, umum dan setiap ilmu pengetahuan memiliki asas yang mencerminkan intisari kebenran-kebenaran dasar dalam bidang ilmu tersebut. Asas adalah dasar tapi bukan suatu yang absolute atau mutlak. Artinya penerapan asas harus mengembangkan keadaan-keadaan khusus yang berubah-ubah.
4.      Pengertian Bimbingan Konseling
Bimbingan konseling adalah sebuah pemberian bantuan dari konselor kepada konseli (klien) untuk mencapai kemandirian klien.
Sedangkan menurut
para ahli :
Bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada individu dari seorang yang ahli, namun tidak sesederhana itu untuk memahami pengertian dari bimbingan. Pengertian tetang bimbingan formal telah diusahakan orang setidaknya sejak awal abad ke-20, yang diprakarsai oleh Frank Parson pada tahun 1908. Sejak itu muncul rumusan tetang bimbingan sesuai dengan perkembangan pelayanan bimbingan, sebagai suatu pekerjaan yang khas yang ditekuni oleh para peminat dan ahlinya. Pengertian bimbingan yang dikemukakan oleh para ahli memberikan pengertian yang saling melengkapi satu sama lain.
Maka untuk memahami pengertian dari bimbingan perlu mempertimbangkan beberapa pengertian yang dikemukakan oleh para ahli sebagai berikut :
“Bimbingan sebagai bantuan yang diberikan kepada individu untuk dapat memilih,mempersiapkan diri dan memangku suatu jabatan dan mendapat kemajuan dalam jabatan yang dipilihnya” (Frank Parson ,1951).
Frank Parson merumuskan pengertian bimbingan dalam beberapa aspek yakni bimbingan diberikan kepada individu untuk memasuki suatu jabatan dan mencapai kemajuan dalam jabatan. Pengertian ini masih sangat spesifik yang berorientasi karir. “Bimbingan membantu individu untuk lebih mengenali berbagai informasi tentang dirinya sendiri” (Chiskolm,1959).
Pengertian bimbingan yang dikemukan oleh Chiskolm bahwa bimbingan membantu individu memahami dirinya sendiri, pengertian menitik beratkan pada pemahaman terhadap potensi diri yang dimiliki.
“Bimbingan merupakan kegiatan yang bertujuan meningkatkan realisasi pribadi setiap individu” (Bernard & Fullmer ,1969).
Pengertian yang dikemukakan oleh Bernard & Fullmer bahwa bimbingan
dilakukan untuk meningkatakan pewujudan diri individu. Dapat dipahami bahwa bimbingan membantu individu untuk mengaktualisasikan diri dengan lingkungannya.
“Bimbingan sebagai pendidikan dan pengembangan yang menekankan proses belajar yang sistematik” (Mathewson,1969).
Mathewson mengemukakan bimbingan sebagai pendidikan dan pengembangan yang menekankan pada proses belajar. Pengertian ini menekankan bimbingan sebagai bentuk pendidikan dan pengembangan diri, tujuan yang diinginkan diperoleh melalui proses belajar.
Dari beberapa pengertian bimbingan yang dikemukakan oleh para ahli maka dapat diambil kesimpulan tentang pengertian bimbingan yang lebih luas, bahwa bimbingan adalah :
“Suatu proses pemberian bantuan kepada individu secara berkelanjutan dan sistematis, yang dilakukan oleh seorang ahli yang telah mendapat latihan khusus untuk itu, dimaksudkan agar individu dapat memahami dirinya, lingkunganya serta dapat mengarahkan diri dan menyesuaikan diri dengan lingkungan untuk dapat mengembangkan potensi dirinya secara optimal untuk kesejahteraan dirinya dan kesejahteraan masyarakat”
1.   Fungsi, Tujuan Asas dan prinsip Bimbingan Konseling
a.    Fungsi Bimbingan Konseling
1)   Fungsi pencegahan merupakan usaha pencegahan terhadap kemungkinan timbulnya masalah;
2)   Fungsi Penyaluran merupakan layanan bimbingan konseling yang membantu siswa untuk menyalurkan bakat, minat, kecakapan dan kebutuhan sesuai dengan keadaan pribadinya;
3)   Fungsi penyesuaian adalah layanan bimbingan konseling berfungsi membantu individu dalam terciptanya penyesuaian antara siswa dan lingkungannya;
4)   Fungsi perbaikan merupakan usaha layanan bimbingan setelah fungsi-fungsi di atas mengalami gangguan;
5)   Fungsi pengembangan merupakan fungsi bimbingan dalam mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan yang dimilki individu;
6)   Fungsi adaptasi yaitu fungsi yang membantu pada pelaksana pendidikan, khususnya guru atau dosen, widiaiswara, dan wali kelas untuk mengadaptasikan program pendidikan terhadap latar belakang pendidikan, minat, kemampuan dan kebutuhan individu.
b. Tujuan Bimbingan Konseling
Tujuan pemeberian layanan bimbingan ialah agar individu dapat :
1)      Merencanakan kegiatan penyelesaian studi, perkembangan karier serta kehidupannya pada masa yang akan datang;
2)      Mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan yang dimilikinya seoptimal mungkin;
3)      Menyesuaikan diri dengan lingkungan pendidikan, lingkungan masyarakat, serta lingkungan kerjanya;
4)      Mengatasi hambatan serta kesulitan yang dihadapi dalam studi, penyesuaian dengan lingkungan pendidikan, masyarakat, ataupun lingkungan kerja.
c.    Asas Bimbingan Konseling
Asas terbagi menjadi :
1)      Asas Kerahasiaan adalah segala sesuatu yang dibicarakan dan diperoleh dalam proses bimbingan dan konseling tidak boleh disampaikan kepada orang lain. Contoh : konseli menceritakan bahwa ia memiliki penyakit AIDS, maka konselor harus menjaga jangan sampai ia mengungkapkan rahasia itu pada orang lain;
2)      Asas Kesukarelaan; mengandung pengertian bahwa pelaksanaan bimbingan konseling hendaknya berlangsung atas dasar kesukarelaan dan ketulusan dari kedua belah pihak, baik dari pihak konselor maupun dari pihak klien. Contoh : Ketika klien punya malasah, baik itu yang berkaitan dengan teman ataupun guru, hendaknya dia datang kepada konselor tanpa ada yang menyuruh (terpaksa), melainkan karena atas kemauannya sendiri.
3)      Asas Keterbukaan; diharapkan ke dua belah pihak membuka diri untuk kepentingan pemecahan masalah, konselor dalam hal ini harus terbuka dalam memberikan tekanan dalam membantu memecahkan masalah kepada klien. Contoh : Klien punya pengalaman jelek dan memalukan, seperti mencuri, mencopet dan lain-lain, hendaknya jangan takut untuk mengungkapkannya. Dan konselorpun harus bisa membuka diri menerima dan mendengarkan serta memberi layanan dengan baik.
4)      Asas Kekinian; bimbingan konseling menangani masalah yang saat ini sedang dialami klien, bukan masalah yang terjadi pada masa lalu dan bukan pula yang terjadi pada masa yang akan datang. Pembahasan masalah masa lalu menjadi tanggung jawab psikoterapi. Contoh : Klien datang dengan mengemukakan masalah yang sedang ia hadapi. Masalah itu bukan masalah masa lalunya. Tetapi masalah yang ia hadapi pada saat ini juga.
5)      Asas Kemandirian; mengandung makna bahwa layanan bimbingan konseling bertujuan membuat anak menjadi mandiri tidak bergantung pada orang lain. Contohnya : Konseling dilakukan dengan membantu siswa menemukan sendiri pemecahan masalahnya. Si Ani tidak punya biaya untuk membeli buku. Maka konseling mengarahkan agar si Ani dapat mandiri memikirkan upaya apa yang dapat dilakukannya untuk dapat uang tanpa meninggalkkan sekolag agar ia bisa membeli buku.
6)      Asas Kegiatan; bimbingan konseling merupakan proses bantuan, diharapkan klien aktif melakukan kegiatan-kegiatan sehubungan dengan proses layanan yang diterima oleh klien. Konselor harus mampu membangkitkan semangat dan minat klien untuk mau melaksanakan kegiatan yang diperlukan untuk menyelesaikan masalah. Misalnya : Jika konseling dilakukan untuk mengembangkan keberanian siswa berbicara, maka dapat dilakukan diskusi kelompok atau permainan peran. Dan siswa / klien didorong agar tertarik mengikuti kegiatan itu.
7)      Asas Kedinamisan; layanan bimbingan konseling menghendaki terjadinya perubahan perilaku dalam diri klien kearah yang lebih baik. Perubahan tersebut harus menuju ke sesuatu yang baru, kreatif, dan maju. Contohnya : Pada saat konseling pertama siswa berpakaian lusuh, kurang sopan, maka sedikit sedikit siswa dibimbing agar menjaga kerapian. Diharapkan semakin hari kerapian dan kesopanan siswa dapat meningkat.
8)      Asas Keterpaduan; hendaknya meliputi seluruh aspek kehidupan fisik dan psiko anak, sebab masalah yang dihadapi anak kemungkinan disebabkan ketidaksesuaian antara aspek yang ada dalam diri anak. Contohnya dalam melakukan konseling konselor tidak boleh hanya mempertimbangkan aspek fisik saja (kegiatan sehari-hari, perilakunya yang tidak sopan atau hal lain) tetapi juga harus memperhatikan psikologinya, mengapa ia melakukan sutau tindakan berdasarkan psikologi yang ada pada dirinya.
9)      Asas Kenormatifan; layanan bimbingan konseling dilaksanakan menurut norma-norma yang berlaku. Misalnya : Konseling tetap memperhatikan norma, baik itu agama, kesopanan, kesusilaan dan norma hukum. Konseling tidak mungkin dilakukan dengan mengenakan celana pendek (misalnya) atau pakaian lain yang dirasa tidak pantas.
10)  Asas Keahlian; layanan bimbingan konseling dilakukan oleh petugas yang ahli, sehingga layanan yang dilakukan akan menimbulkan hasil yang baik. Contohnya : Konseling harus ditangani oleh Guru Bimbingan konseling (tenaga konselor) . Atau jika tenaga konselor tidak dapat menyelesaikannya dapat dialihtangankan kepada yang lebih ahli.
11)  Asas Alih Tangan; layanan bimbingan konseling harus dilakukan berdasarkan kemampuan masing-masing petugas yang lebih mampu. Misalnya : Arman bermasalah dalam bidang penguasaan konten. Anggap saja ia tidak mampu menyelesaikan tugas matematika. Maka ia dapat dialihtangankan kepada guru Matematika agar ia mampu mengatasi masalahnya.
12)  Asas Tut Wuri Handayani; menciptakan suasanan yang aman nyaman dan menyenangkan. Contohnya : Guru mengupayakan ruangan, suasana yang dapat membuat klien dapat nyaman untuk mengemukakan masalahnya.
d.   Prinsip
1)      Bimbingan adalah untuk semua individu; bimbingan dapat diberikan kepada semua individu dari segala umur sesuai dengan jenis dan sifat permasalahan yang dihadapinya.
2)      Bimbingan adalah layanan individu; harus memperhatikan karakteristik individu, kebutuhan individu, karena individu merupakan pribadi yang unik.
3)      Bimbingan menekankan pada pandangan yang positif; maksudnya individu dengan usahanya sendiri mampu mencukupi perkembangan yang optimal.
4)      Bimbingan adalah usaha bersama; bimbingan tidak dapat dilakukan sendiri oleh konselor.
5)      Pengambilan keputusan adalah bagian yang esensial dalam bimbingan; bimbingan diarahkan membantu individu untuk membuat keputusan yang diambilnya atas dasar kecakapan dan tanggung jawab sendiri.
Bimbingan dapat dilaksanakan diberbagai latar; menurut kebutuhan dan permasalahan yang timbul.

HUBUNGANNPENDIDIKAN DENGAN PEMBANGUNAN



1.TITIK TEMU PENDIDIKAN DAN PEMBANGUNAN
            Imanuel Kant menyatakan, bahwa manusia menjadi manusia karena pendidikan. Krena itu pendidikan termasuk upaya memanusiakan manusia. Adapun hal di atas bisa di buktikan kebenarannya. Isabella di Pensylpania Barat sejak lahir disembunyikan sampai ia diketemukan setelah berumur enam setengah tahun, ternyata hanya bisa menangis. Mr. Singh di India menemukan dua orang keturunan manusia di dalam gua sarang srigala. Kedua orang itu di duga d asuh oleh serigala kaena tingkah laku dan kemampuannya tak ubahnya dengan srigala. Begitu pula Caspar Hausara yang ditemukan juga tidak menampakan tanda-tanda manusia remaja, malah persis rusa masuk kota. Contoh-contoh tersebut menunjukan bahwa cirri-ciri manusiawi dalam arti kemampuan jasmaniah dan rokhaniahnya tidak secra otomatis dimiliki oleh seseorang. Kemampuan-kema puan manusia tersebut merupakan hasil belajar dan didikan. Sekali lagi, manusia menjadi manusia karena upaya pendidikan.
            Sejarah umat manusia juga menunjukan,bahwa pendidikan selamanya mengabdi pada nilai-nilai agung dan luhur pada bagi manusia dan kemanusiaan. Memang pada manusia terdapat kecenderungan yang baik, mulia dan terpuji.Tetapi disamping itu juga  terdapat kecenderungan yang tercela dan tidak beradab. Dalam sepanjang sejarah manusia senantiasa terlihat penampilan tingkah laku mulia dan terpuji disamping perbuatan tercela dan mungkar. Pendidikan dalam sepanjang sejarahnya senantiasa mewakili cita-cita luhur manusia untuk menjinakan kecenderungan-kecenderungan tercela yang menghidup suburkan kecenderungan-kecenderunga terpuji. Komisi internasional pengembangan pendidikan yang dipimpin oleh Edgar Faure menyebutkan dalam laporannya,bahwa upaya pendidikan sepanjang masa senantiasa membawa tugas suci dan mulia bagi manusia dan kemanusiaan.
            Dalam hasanah ilmu pendidikan disebutkan,bahwa tugas mulia pendidikan terletak pada upaya mengembangkan aspek-aspek pribadi manusia baik yang jasmaniah maupun yang rokhaniah. Pengembangan tersebut tidak terlepas dari kenyataan diri dan lingkungan seseorang. Karena itu upaya pendidikan pada akhirnya diharapkan menampakkan diri dalam bentuk terwujudnya pribadi yang sesuai dengan kenyataan diri dan lingkungan seseorang. Ini berarti, bahwa upaya pendidikan senantiasa mengabdi kepada kepentingan subyek yang dididik dan juga untuk kepentingan lingkungannya, baik lingkungan alam maupun sosial budayanya.Dengan kata lain,upaya pendidikan bertujuan untuk terbentuknya manusia yang mampu, baik yang jasmaniah maupun rokhaniah menyesuaikan diri secara aktif di dalam hidup dan kehidupannya. Perlu diketahui, bahwa hidup dan kehidupan seseorang tidak berada dalam keterpisahan dengan lingkungan alam dan sosial budayannya. Dengan demikian hakekat pendidikan adalah upaya memanusiakan manusia,dan membudayakan manusia, sehingga mampu mencipta,berkarya,membudi dan membaik bagi kehidupan ekosferisnya (kebulatan diri dan lingkungan).
            Sedangkan istilah pembangunan sering diartikan pembangunan ekonomi dan industrialisasi.Pengertian yang demikian itu karena memang  sebagian besar Negara-negara di dunia memusatkan diri pada pembangunan ekonomi dan industrialisasi dianggap sebagai kuda pacuan yang dapat diandalkan lari secepatnya di dalam mencapai tujuan ekonomi itu sendiri.Karena itu pembangunan ekonomi dan industrialisasi sebenarnya merupakan kebijakan kekinian dan kedinian dari pembangunan.Sedangkan pembangunan itu sendiri adalah upaya-upaya dari suatu masyarakat, bangsa atau negara dalam menyesuaikan diri terhadap tantangan-tantangan masalah dan kebutuhan-kebutuhan yang dihadapinya. Tantangan dan masalah kebutuhan tersebut bisa terjadi menyangkut banyak bidang kehidupan seperti ekonomi, kesehatan, pertahanan keamanan, dan sebagainya. Dengan demikian, makna pembangunan tidak terbatas pada pembangunan ekonomidan industrialisasi. Tetapi meliputi upaya-upaya yang beragam dan sesuai dengan keaneka ragaman masalah-masalah dan rintangan-rintangan kebutuhan sesuatu masyarakat.
            Pembangunan ekonomi dan industrialisasi memang dipandang sebagai obat mujarab khususnya oleh negara-negara dunia ketiga. Karena itu lazim penilaian terhadap hasil pembangunan diletakkan pada kenaikan indikator-indikator ekonomi dan kelanjutan proses industrialisai itu sendiri. Itu wajar apabila pembangunan itu memang dipusatkan pada pembangunan ekonomi dan industrialisasi. Industrialisasi dan kenaikan indikator-indikator ekonomi seperti GNP, laju eksport, import dan sebagainya memang diharapkan memberikan hasil balik dalam bentuk kehidupan masyarakat luas yang lebih layak. Tetapi hal itu tidak terjadi dengan sendirinya. Sebab ada kemungkinan laju pertumbuhan ekonomi  tidak diikuti oleh penyebaran yang merata, sehingga menyebabkan timbulnya persoalan-persoalan baru seperti meluasnya pengangguran, kemiskinan dan pada akhirnya dapat melahirkan kegoncangan-kegoncangan sosial yang mengerikan. Hal ini dirasakan di Pakistan beberapa tahun terakhir ini yang mengalami pertumbuhan ekonomi yang cukup besar, tetapi akhirnya nmenimbulkan kegoncangan sosial politik akibat dari meluasnya kesengsaraan di sebagian masyarakat. Di Malaysia hal itu juga sudah mulai dirasakan oleh pemimpin-pemimpin negeri tersebut, sehingga tahun 1971-1975 usaha pembangunannya dititik beratkan pada menaiknya mutu hidup orang seorang secara lebih merata.Sebab dimalaysia sendiri juga mengalami kelanjutan pertumbuhan ekonomi yang pesat, tetapi toh barisan pengangguran semakin panjang. Pengalaman Venezuela yang mengalami laju pertumbuhan ekonomi sampai delapan persen antara tahun 1950-1960, tetapi juga angka pengangguran dan kesengsaraan masyarakat semakin tinggi. Dalam hubungan ini Prof.Myrdal seorang ekonom Swedia mengingatkan, kuda pacuan industrialisasi yang digunakan di Negara-negara Asia untuk mempercepat pembangunan ekonomi tidak akan dapat secara langsung dan dengan sendirinya memperbaiki masalah kesempatan kerja, pengangguran dan masalah kemelaratan rakyat.
            Pengalaman beberapa Negara seperti yang tersebut di atas memberikan arti,bahwa esensi usaha pembangunan tidak terletak pada terwujudnya industrialisasi dan lajunya pertumbuhan ekonomi dalam skala nasional atau regional. Tetapi pada terbatasinya masalah dan terpenuhinya hajat hidup baik biologis maupun rokhaniah dari masyarakat luas. Ini berarti, bahwa usaha pembangunan bertitik pangkal pada kepentingan manusia,karena itu hasil akhirnya pun diukur berdasarkan indeks kenaikan perbaikan mutu hidup manusia-manusianya.
            Uraian diatas mempertegas, bahwa titi temu pendidikan dan pembangunan terletak pada unsur manusianya. Pendidikan menekankan aktualisasi modal kedirian manusia guna memanusia dan membudaya bagi diri dan lingkungannya. Sedangkan pembangunan menekankan manipulasi sumber-sumber yang terdapat dalam khasanah kehidupan manusia guna terpenuhinya hajat hidup manusia itu sendiri. Secara singkat dapat dikatakan, bahwa pendidikan adalah akhtiar ke dalam diri manusia dan pembangunan merupakan ikhtiar ke luar guna mencapai hidup yang baik dari manusia itu sendiri.. Dengan demikian, pada analisa terakhirnya pendidikan dan pembangunan tertumpu pada hajt hidup manusia yang senantiasa ingin terangkat harkat dan martabatnya. Karena itu, baik pendidikan maupun pembangunan dituntut untuk dapat menaikan mutu hidup manusia sebagai manusia dan sebagai makhluk budaya. Singkatnya, pendidikan dan pembangunan semata-mata merupakan harapan manusia untuk dapat memperbaiki hidup dan kehidupan manusia dalam konteksi ekosferisnya. Keduanya sebagai harapan untuk tujuan akhir yang yang sama pula. Karenanya upaya pendidikan dan pembangunan perlu berjalan seiring, saling tunjang menunjang dan saling memberikan input.
2.SUMBANGAN PENDIDIKAN TERHADAP PEMBANGUNAN
Kita tidak bisa memungkirinya bahwa sumbangan pendidikan pada pembangunan sangatlah besar, meskipun hasilnya tidak bisa kita lihat dengan segera. Tapi ada jarak penantian yang cukup lama antara proses dimulainya usaha dengan hasil yang ingin dicapai.
Sumbangan pendidikan terhadap pembangunan dapat dilihat dari berbagai segi, diantaranya :
1) Segi Sasaran Pendidikan
Pendidikan adalah usaha sadar yang ditujukan kepada peserta didik agar menjadi manusia yang berkepribadian kuat dan utuh serta bermoral tinggi. Jadi tujuan citra manusia yang dapat menjadi sumber daya pembangunan yang manusiawi.
2) Segi Lingkungan Pendidikan
Klasifikasi ini menunjukkan peran pendidikan dalam berbagai lingkungan atau sistem. Lingkungan keluarga(pendidikan informal), lingkungan sekolah (pendidikan formal), lingkungan masyarakat (pendidikan nonformal), ataupun dalam sistem pendidikan prajabatan dan dalam jabatan.
3) Segi Jenjang Pendidikan
Jenjang pendidikan meliputi pendidikan dasar (basic education), pendidikan lanjutan, menengah, dan pendidikan tinggi.
4) Segi Pembidangan Kerja atau Sektor Kehidupan
Pembidangan kerja menurut sektor kehidupan meliputi bidang ekonomi, hukum, sosial politik, keuangan, perhubungan, komunikasi, pertanian, pertambangan, pertahanan, dan l;ain-lain.

            Penyesuaian diri terhadap masalah-masalah dan tuntutan hidup merupakan ciri abadi perjuangan hidup sepanjang sejarah perjuangan umat manusia. Untuk penyesuaian tersebut diperlukan bekal kemampuan baik jasmaniah maupun rokhaniah. Pemberian bekal kemampuan jasmaniah dan rokhaniah guna menyesuaikan diri yang berhasil bagi kepentingan hidup dan kehidupan manusia merupakan esensi dari upay pendidikan.
            Hidup dan kehidupan manusia selamanya tidak terlepas dari sumbangan yang diberikan oleh pendidikan. Memang tanpa makan dan bernafas, manusia tidak mampu bertahan di dalam hidup dan kehidupannya. Tetapi hidup dan kehidupan yang berhasil sesuai dengan nilai-nilai manusiawi bagi diri dan lingkungan seseorang mutlak memerlukan bekal kemampuan jasmaniah dan rokhaniah dari manusia itu sendiri. Manusia purba yang mempunyai kemampuan jasmaniah dan rokhaniah sesuai dengan jamannya tentu akan kebingungan menyesuaikan diri dengan masalah dan tuntutan hidup jaman modern ini. Seorang pegunungan yang mengembara ke kota tanpa bekal kemampuan jasmaniah dan rokhaniah yang cocok dengan masalah, tuntutan hidup kota tentu akan memperpanjang barisan pengemis atau penganggur. Dengan demikian, pendidikan seperti halnya makan dan bernafas merupakan bekal mutlak di dalam hidup anak cucu adam.
            Kemampuan jasmaniah dan rokhaniah manusia di bentuk oleh pendidikan dengan pemberian pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai serta sikap-sikap tertentu. Proses transformasi tersebut berlangsung secara formal, non-formal dan informal. Dalam hubungan ini, perlu diketahui bahwa wawasan kehidupan yang merupakan sumber motivasi bagi cara-cara hidup, penemuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kecakapan-kecakapan teknis umat manusia dewasa ini merupakan buah dari upaya pendidikan baik yang secara formal, non formal maupun informal. Dengan demikian pendidikan dalam maknanya yang luas senantiasa menstimulir dan menyertai perubahan-perubahan dan perkembangan umat manusia. Sekali lagi upaya pendidikan senantiasa mengantar dan membimbing perubahan dan perkembangan hidup serta kehidupan umat manusia.
            Sedangkan usaha pembangunan itu sendiri selamanya merupakan ikhtisar untuk menjawab tantangan masalah dan hajat hidup sesuatu masyarakat atau bangsa. Pembangunan yang dimaksud dapat menjelma sebnyak dan seluas segi kehidupan manusia itu sendiri seperti bidang-bidang : ekonomi, politik, sosial budaya, pertahanan keamanan dan sebagainya. Untuk Indonesia pembngunan meliputi keempat bidang tersebut di atas.
            Pembngunan ekonomi, sosial budaya, pol,itik dan pertahanan keamanan pada suatu bangsa atau negara, mutlak memerlukan keikutsrtaan upaya pendidikan untuk menstimulir dan menyertai dalam setiap faset dan prosespembngunan. Sebab pada setiap faset dan proses pembngunan menurut Dr. Gooding memerlukan sense of civic consiousness and community responsibility among the people. Di samping itu diperlukan konformitas dan partisipasi yang penuh dari masyarakat luas terhadap usaha-usaha pembangunan. Soal penuh atau tidaknya partisipasi masyarakat di dalam usaha pembngunan di pengaruhi oleh akumulasi pengetahuan, keterampilan dan sikap-sikap yang dimiliki oleh seseorang atau suatu masyarakat. Jelas, bahwa civic conciousness, community responsibility, konformitas dam pasrtisipasi yang penuh dari masyarakat luas terhadap usaha-usaha pembngunan merupakan bidang tugas pendidikan.
            Negara-negara di dunia merasa ngeri menyaksikan keretakan persatuan dan kesatuan bangsa seperti yang pernah terjadi di India, Pakistan, Nigeria, Kongo, Cyprus, Angola dan sebagainya. Sekarang ini juga masih berlangsung keretakan-keretakan persatuan nasioanal seperti di Libanon, Kamboja, Iran, Afganistan, da sebagainya. Ketegangan-ketegangan sosial atau disintegrasi bangsa tersebut tidak terlepas dari menipis atau menghilangnya rasa civic conciousness pada kalangan rakyat negara-negara yang bersangkutan. Dalam hubungan ini upaya pendidikan mempunyai tugas dan kewajiban untuk memikul misi nasional yaitu untuk menstimulir dan menyertai gerak sejarah bangsa atau Negara agar setiap warga Negara memiliki jiwa dan semangat sebangsa, senegara dan setanah air. Dengan demikian pembangunan pertahanan dan keamanan nasional juga tidak terlepas dari upaya pendidikan.
            Stimulasi dan penyertaan upaya pendidikan terhadap usaha pembngunan di bidang-bidang seperti ekonomi, politik dan sosial budaya juga jelas diperlukan serta diharapkan Dr.E.N.M.Gooding melaporkan, bahwa stimulasi dan penyertaan upaya pendidikan pada masyarakat yang sedang membangun ternyata memberikan hasil yang memuaskan di dalam mengatasi persoalan-persoalan dan hajat hidup masyarakat baik di bidang perbaikan system politik, sosial ekonomi dan sosial budaya. Banyak contoh-contoh kongkrit yang ditunjukan oleh Dr. Gooding, seperti di Negara bagian Caribes Amerika Serikat, Nova Scotia Canada, daerah Trinidad, Jamaika India,Ghana, Nigeria, dan Puerto Rico. Dalam hubungan ini Harbison dan Myers menyatakan, bahwa pendidikan mempunyai sumbangan penting bagi pembangunan ekonomi, politik dan sosial budaya. Menurut kedua ahli tersebut, pendidikan berarti pengenbangan unsur manusia dengan menambah pengetahuan, kecerdsan dan kesanggupan-kesanggupan dari seluruh rakyat dalam suatu dalam suatu masyarakat. Dilihat dari kacamata pembangunan ekonomi, hal terssebut berarti akumulasi dari modal manusia yang investmentya dapat digunakan secara efektif untuk perkembangan ekonomi. Dalam hubungannya dengan pembangunan politik, sehingga menyadari hak-hak dan kewajiban masing-masing di dalam kehidupan demokrasi. Dipandang dari sudut sosial dan budaya, pendidikan dapat diharapkan bantuannya untuk membimbing rakyat, mengasuh rakyat dan memberikan bantuan pada rakyat, agar lebih smpurna dan kaya secara rohaniah.
            Makato Aso dan Ikuo Amono menjelaskan, bahwa pembaharuan yang menyeluruh di Jepang adalah karena investasi pendidikan. John Vaizey juga menjelaskan, bahwa kemajuan Jerman setelah perang dunia II adalah berkat investasi system pendidikan. Akhirnya laporan komisi internasional pengembangan pendidikan menyebutkan, bahwa :
            For all those who want to make the world as it is to day btter place, and to prepare for the future, education is a capital, universal subject. (Bagi mereka yang ingin membuat dunia pada dewasa ini menjadi lebih baik dan untuk memersiapkan diri menghadapi masa depan, pendidikan adalah suatu factor universal yang mutlak perlu).
            Uraian-uaraian di atas menjelaskan beberapa gambaran umum mengenai sumbangan pendidikan bagi kehidupan dan pembangunan. Di Indonesia, dalam rangka pembangunan manusia seutuhnya, sumbangan pendidikan diharapkan untuk :
1)      Pembinaan mental Pancasila,
2)      Pembinaan persatuan dan kesatuan bangsa,
3)      Pembinaan ketahanan nasional,
4)      Pembinaan hak-hak asasi manusia,
5)      Pembinaan rule of law, yaitu berbuat atas dasar hokum yang berlaku,
6)      Pembinaan hidup rasional, efisien dan produaktif serta
7)      Pembinaan ilmu pengetahuan dan teknologi

Ketujuh perincian di atas merupakan tonggak-tonggak yang diperlukan guna kegairahan, solidaritas nasional, partisipasi, tanggung jawap dan kecepatan bangsa di dalam gerak pembangunan.
3. PENDIDIKAN YANG RELEVAN DENGAN PEMBANGUNAN
            Relevan dengan pembangunan, berarti mempunyai tingkat keterhubungan yang tinggi antara bekal pendidikan yang di berikan pada seseorang atau sesutau masyrakat atau bangsa. Masalah-masalah dan hajat hidup sesuatu masyarakat atau bangas berbeda-beda pada :
1)      Periode yang satu dengan priode lainnya,
2)      Kelompok masyarakat di tempat yang satu dengan tempat lainnya, dan
3)      Seseorang yang satu dengan lainnya.
Ini berarti, bahwa pendidikan yang relevan dengan pembangunan dituntut untuk mengabdi pada kepentingan nasional, regional, lokal sampai pada kelompok kecil berupa keluarga dan juga pada kepentingan seseorang yang senantiasa mengalami perubahan dan perkembangan dari waktu ke waktu.
            Dunia modern sekarang mengalami perubahan dan perkembangan yang semakin cepat. Mode pakaian yang populer pada enam bulan lalu sekarang sudah terasa usang. Pertambahan penduduk sangat cepat. Arus pertambahan kendaraan bermotor juga sangat cepat sekali. Penemuan peralatan hidup yang baru juga semakin cepat. Radio yang dulunya barang mewah sekarang jadi barang murahan. Begitu banyak dan cepatnya perubahan terjadi dalam masyarakat modern. Perubahan-perubhan tersebut membawa masalah baru bagi seseorang atau sesuatu masyarakat.
            Perubahan dan perkembangan yang cepat tersebut memerlukan penyesuaian pengetahuan, keterampilan dan sikap-sikap tertentu dari seseorang atau masyarkat yang menghadapi tantangan masalah dan hajat hidup baru. Suatu masyarakat beberapa tahun yang lalu masih dapat hidup dengan mata pencaharian membuat periuk, belanga dan sebagainya dari tanah, tetapi dengan maningkatnya alat-alat keperluan dapur yang murah dari bahan-bahan alumunium dan pelastik, maka sulit dipertahankan mata pencaharian membuat alat-alat dapur dari tanah. Sikap”alon-alon asal kelakon” (pelan-pelan asal selamat) masih dapat hidup layak beberapa tahun lalu. Sebab pemilikan tanah, hasil produksidan benda-benda keperluan hidup lainnya terbagi pada jumlah manusia yang relatife jarang atau sedikit. Tingginya angka kelahran serta semakin kecilnya angka kematian membawa persoalan-persoalan dan tuntutan hidup baru yang lebih gawat, sehingga tidak cocok lagi sikap alon-alon asal kelakon. Pokonya manusia sekarang dituntut untuk berlari sekencang larinya perubahan dan perkembangan itu sendiri.
            Pendidikan dan juga pembangunan dituntut untuk lari cepat, sehingga memungkinkan untuk menyesuaikan diri secara berhasil di dalam perubahan-perubahan dan perkembangan dunia kini serta yang akan datang. Dalam hubungan ini Margaret Mead mengatakan bahwa : “Education now is not maintenance of the old, but for change”. Semboyan tersebut dijadikan titik tolak kebijakan pendidikan di Nepal, Indonesia di anjurkan oleh komisi internasional pengembangan pendidikan. Ini berarti, pendidikan dalam pembanguanan mengenban tugas yang semakin kompleks dan luas sesuai dengan aneka ragam masalah dan hajat hidup orang seseorang, keluarga, masyarakat lokal, regional dan nasional.
            Dari orientasi tersebut dapat ditarik pemikiran-pemikiran dasar, bahwa bekal pendidikan yang berisi penambahan pengetahuan-pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai serta sikap-sikap haruslah diarahkan untuk :
1)      Menambah konformitas seorang atau sesuatu masyarakat terhadap citacita atau program pembangunan. Dengan demikian nantinya tidak akan terlihat lagi seseorang atau suatu masyarakatyang bangga dengan anak banyak membuka hutan untuk peladangan sebarangan dan sebagainya.
2)      Menambah kepekaan seseorang atau sutu masyarakat terhadap tantangan, persoalan dan hajat hidup diri, lingkungan dan bangsanya yang senatiasa berubah dan berkembang
3)      Menambah kemampuan menyelesikan tantangan persoalan dan hajat hidp diri seseorang atau suatu masyarakat sesuai dengan kaeadaan yang dihadapi.
4)      Mengembangkan sikap-sikap yang cocok untuk tuntutan hidup, kahidupan kinidan yang akan dating seperti sikap hemat, sederhana,disiplin, berikhtiar, menghargai waktu, berorientasi pada masa depan dan sebagainya.
Keempat arah dasar di atas merupakan cirri-ciri esensial dari corak manusia Indonesia yang dapatdiharapkan memiliki rasa civic conciousness, community responsibility dan pertisipasi terhadap pembangunan. Manusia Indonesia yang sesuai dengan kerangka acuan di atas dapat disebutkan sebagai manusia pembangunan yang ber-Pancasila. Karenanya, pendidikan yang relevan dengan pembangunan di Indonesia pada dasarnya adalah pendidikan yang benar-benar menyiapkan manusia pembangunan yang ber-Pancasila.
4. Peranan Pendidikan Dalam Bidang Pembangunan Ekonomi
Pendidikan memberi kontribusi secara signifikan terhadap pembangunan ekonomi telah menjadi kebenaran yang bersifat aksiomatik. Berbagai kajian akademis dan penelitian empiris telah membuktikan keabsahannya. Pendidikan bukan hanya melahirkan sumber daya manusia yang berkualitas, memiliki pengetahuan dan keterampilan serta menguasai teknologi, tetapi juga dapat menumbuhkan iklim bisnis yang sehat dan kondusif bagi pertumbuhan ekonomi. Karena itu, investasi di bidang pendidikan tidak saja berfaedah bagi perorangan, tetapi juga bagi komunitas bisnis dan masyarakat umum. Pencapaian pendidikan pada semua level niscaya akan meningkatkan pendapatan dan produktivitas masyarakat.
Pendidikan merupakan jalan menuju kemajuan dan pencapaian kesejahteraan sosial dan ekonomi. Sedangkan kegagalan membangun pendidikan akan melahirkan berbagai problem krusial: pengangguran, kriminalitas, penyalahgunaan narkoba, dan welfare dependency yang menjadi beban sosial politik bagi pemerintah.
Ada tiga paradigma yang menegaskan bahwa pembangunan merujuk knowledge based economy tampak kian dominan:
a) Kemajuan ekonomi dalam banyak hal bertumpu pada basis dukungan ilmu pengetahuan dan teknologi.
b) Hubungan kausalitas antara pendidikan dan kemajuan ekonomi menjadi kian kuat dan solid.
c) Pendidikan menjadi penggerak utama dinamika perkembangan ekonomi, yang mendorong proses transformasi struktural berjangka panjang.
5. Peranan Pendidikan Dalam Membangun SDM.
Pendidikan pada hakikatnya berlangsung seumur hidup. Oleh karena itu, secara hakiki, pembangunan pendidikan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam upaya pembangunan manusia. Upaya-upaya pembangunan di bidang pendidikan, pada dasarnya diarahkan untuk mewujudkan kesejahteraan manusia itu sendiri. Karena pendidikan merupakan hak setiap warga negara, di dalamnya terkandung makna bahwa pemberian layanan pendidikan kepada individu, masyarakat, dan warga negara adalah tanggung jawab bersama antara pemerintah, masyarakat dan keluarga. Karena itu, manajemen sistem pembangunan pendidikan harus didesain dan dilaksanakan secara terpadu, serta diarahkan pada peningkatan akses pelayanan yang seluas-luasnya bagi warga masyarakat, dengan mengutamakan mutu, efektivitas dan efisiensi.
Upaya pembangunan pendidikan yang dilakukan memiliki landasan komitmen internasional, sebagai visi bersama berbagai negara di dunia, melalui kesepakatan yang dikenal dengan kesepakatan Dakkar-Senegal tahun 2000.
Kesepakatan Dakkar yang diimplementasikan dalam kesepahaman Education for All (EFA) meliputi enam komponen penting, yaitu:
a. pendidikan anak usia dini (PAUD)
b. pendidikan dasar
c. pendidikan keaksaraan
d. pendidikan kecakapan hidup (life skill)
e. kesetaraan dan keadilan gender
f. peningkatan mutu pendidikan.
6. Pendidikan Dan Pengaruhnya Dalam Pembangunan Sosial.
a. Pembangunan Berwawasan Kependudukan.
Secara sederhana pembangunan berwawasan kependudukan mengandung dua makna sekaligus, yaitu:
1) Pembangunan berwawasan kependudukan
Pembangunan yang disesuaikan dengan potensi dan kondisi penduduk yang ada, penduduk harus dijadikan titik sentral dalam proses pembangunan. Penduduk harus dijadikan subjek dan objek dalam pembangunan. Pembangunan adalah oleh penduduk dan untuk penduduk.
2) Pembangunan berwawasan kependudukan
Pembangunan sumberdaya manusia, pembangunan lebih menekankan pada peningkatan kualitas sumber daya manusia dibandingkan dengan pembangunan infrastruktur semata-mata.
b. Dimensi Penduduk dalam Pembangunan Nasional.
Ada beberapa alasan yang melandasi pemikiran bahwa penduduk merupakan isu yang sangat strategis dalam kerangka pembangunan nasional Berbagai pertimbangan tersebut adalah sebagai berikut :
1) Penduduk merupakan pusat dari seluruh kebijakan dan program pembangunan yang dilakukan. Dapat dikemukakan bahwa penduduk adalah subjek dan objek pembangunan. Jadi, pembangunan baru dapat dikatakan berhasil jika mampu meningkatkan kesejahteraan penduduk dalam arti luas yaitu kualitas fisik maupun non fisik yang melekat pada diri penduduk itu sendiri.
2) Keadaan penduduk yang ada sangat mempengaruhi dinamika pembangunan yang sedang dilaksanakan oleh pemerintah. Jumlah penduduk yang besar, jika diikuti dengan kualitas penduduk yang memadai, akan merupakan pendorong bagi pertumbuhan ekonomi. Sebaliknya, jumlah penduduk yang besar, jika diikuti dengan tingkat kualitas rendah, menjadikan penduduk tersebut hanya sebagai beban bagi pembangunan nasional.
3) Dampak perubahan dinamika kependudukan baru akan terasa dalam jangka yang panjang. Karenanya, seringkali peranan penting penduduk dalam pembangunan terabaikan. Sebagai contoh, beberapa ahli kesehatan memperkirakan bahwa krisis ekonomi dewasa ini akan memberikan dampak negatif terhadap kesehatan seseorang pada 25 tahun ke depan atau satu generasi.
c. Esensi Pendidikan Dan Pembangunan Serta Titik Temunya
Status pendidikan dan pembangunan masing-masing dalam esensi pembangunan serta antara keduanya.
  1. Pendidikan merupakan usaha ke dalam diri manusia sedangkan pembangunan merupakan usaha keluar dalam diri manusia.
  2. Pendidikan menghasilkan sumber daya tenaga yang menunjang pembangunan dan hasil pembangunan dapat menunjang pendidikan (pembinaan, penyediaan saran, dan seterusnya.

B. Pembangunan Sistem Pendidikan Nasional
Bagian ini akan mengemukakan dua hal yaitu mengapa sistem pendidikan harus dibangun dan wujud sisdiknas.
1. Mengapa Sistem Pendidikan Harus Dibangun
Sistem pendidikan perlu dibangun agar dapat memenuhi kebutuhan manusia. Manusia cenderung berupaya untuk mendekatkan dirinya pada kesempurnaan, untuk itu perlu dilakukan perbaikan-perbaikan, termasuk sistem pendidikan.
Selain itu, pengalaman manusia juga berkembang. Itulah sebabnya mengapa sistem pendidikan sebagai sarana yang menghantar manusia untuk menemukan jawaban atas teka teki mengenai dirinya, juga selalu disempurnakan.
2. Wujud Pembangunan Sistem Pendidikan
Secara makro, sistem pendidikan meliputi banyak aspek yang satu sama lain saling terkait, yaitu aspek filosofis dan keilmuan, yuridis, struktur, dan kurikulum
a. Hubungan Antar Aspek-aspek
Aspek filosofis keilmuan dan yuridis menjadi landasan bagi aspek-aspek yang lain, karena memberikan arah pada aspek-aspek lainnya. Meskipun aspek filosofis menjadi landasan, tetapi tidak harus diartikan bahwa setiap terjadi perubahan filosofis dan yuridis harus diikuti dengan perubahan aspek-aspek yang lain secara total.
b. Aspek Filosofis dan Keilmuan
Aspek filosofis berupa penggarapan tujuan nasioanal pendidikan. Rumusan tujuan pendidikan nasional yang etntunya memberikan peluang bagi pengembanga hakikat manusia yang kodrati yang berartipula bersifat wajar. Bagi kita pengembangan sifat kodrati manusia itu pararel dengan jiwa Pancasila.
c. ­­Aspek Yuridis
UUD 1945 sebagai landasan hukum pendidikan sifatnya relatif tetap. Beberapa pasal yang melandasi pendidikan sifatnya eksplisit (pasal 31 ayat (1) dan (2); pasal (32)) maupun yang implisit (pasal 27 ayat (1) dan (2); pasal (34)).
Pasal pasal tersebut sifatnya masih sangat global dan perlu dijabarkan lebih rinci kedalam UU Pendidikan seperti UU Pendidikan No. 4 Tahun 1950, UU Pendidikan No. 12 Tahun 1954 dan disempurnakan lagi oleh UU RI No. 2 Tahun 1989.
d. Aspek Struktur
Aspek struktur pembangunan sistem pendidikan berperan pada upaya pembenahan struktur pembangunan pendidikan yang mencakup jenjang dan jenis pendidikan, lama waktu belajar dari jenjang yang satu ke jenjang yang lai, sebagai akibat dari perkembangan sosial budaya dan politik.
e. Aspek Kurikulum
Kurikulum merupakan sarana untuk mencapai tujuan. Tujuan kurikuler berubah, maka kurikulum berubah pula. Perubahan tersebut dapat berupa materinya, orientasinya,pendekatannya maupun metodenya.